Senin, 03 Januari 2011

Semangat Keilmuan dan Produktifitas Karya

Masa Daulah Abbasiyah adalah masa kegemilangan kebudayaan dan peradaban Islam klasik. Ia berada dalam jiwa jaman kemajuan puncak keilmuan/kebudayaan Islam, sehingga para ulama, cendekiawan dan sasterawan memberikan kontribusi yang besar dalam khazanah keilmuan dan kepustakaan Islam melalui karya-karya besar mereka. Menurut H.A.R. Gibb, kemajuan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidangnya pada masa daulah ini sulit diterangkan dengan kata-kata secara verbal. Sedangkan Margoliouth menyebutnya masa penuh produktifitas ilmu dan karya dalam berbagai bidangnya. Mereka pada umumnya dekat dengan para khalifah, sebagiannya memiliki hubungan erat bahkan sebagian lainnya menjadi penulis resmi kerajaan. Khalifah al-Ma’mun memiliki satu tim khusus ilmuwan, yang terdiri dari para ulama, peneliti, sasterawan, dan tokoh-tokoh pengarang yang berkerja melakukan penelitian, diskusi dan memberikan kontribusi positif terhadap karya ilmu pengetahuan dan pengembangan kepustakaan Islam. Mereka memiliki suatu tempat khusus di bait al-Hikmah yang kadang-kadang bergabung dengan staf ahli penerjemah untuk kepentingan kajian keilmuan.

Seorang penulis dalam bidang keislaman dan kebudayaan dapat menghasilkan puluhan bahkan ratusan karya yang berbeda-beda. al-Waqidi, seorang penulis hadith dan sejarah konon menghasilkan karya sekitar 400 karya selama hidupnya di Baghdad. Dia adalah seorang Qadhi (Hakim) pada masa Khalifah al-Mahdi sampai dengan Khalifah al-Ma’mun, sehingga hubungannya cukup dekat dengan para khalifah Abbasiyah. Ibn Sa’ad, murid dan sekretaris al-Waqidi juga menghasilkan karya besar al-Tabaqat dalam puluhan volume yang karyanya sampai kepada kita. Al-Tabari juga demikian, bahkan beliau mampu menulis 40 lembar setiap harinya. Karyanya meliputi berbagai bidang keislaman; Tafsir, Qira’at, Teologi (Ilmu Kalam) Fiqh, Sirah al-Nabi dan sejarah universal.

Sumber:

Mahir Hamadah, al-Maktabat fi al-Islam, hlm. 63

Tidak ada komentar: