Senin, 03 Januari 2011

Masuknya Islam ke Indonesia


Masuknya Islam ke daerah-daerah di Indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan. Demikian juga kondisi sosial politik daerah yang didatangi Islam waktu itu juga berlainan. Datangnya orang-orang Islam ke daerah-daerah yang baru disinggahi sama sekali belum memperlihatkan dampak atau pengaruh politik, karena pada awalnya mereka datang hanya untuk usaha pelayaran dan perdagangan. Pada abad 7 sampai 8 M, kerajaan Sriwijaya meluaskan kekuasaannya ke daerah Semenanjung Malaka sampai Kedah. Hal itu erat hubungannya dengan usaha penguasaan Selat Malaka yang merupakan kunci pelayaran dan perdagangan.
Kemajuan politik dan ekonomi Sriwijaya berlangsung sampai abad 12 M, dan akhir abad 12 M kerajaan Sriwijaya mulai memasuki masa kemunduran di bidang politik dan ekonomi. Kemunduran Sriwijaya ini di percepat oleh usaha – usaha Kerajaan Singasari yang sedang bangkit di Jawa. Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan oleh para pedagang muslim untuk mendapatkan keuntungan politik dan perdagangan. Mereka mendukung daerah-daerah yang muncul, dan daerah yang menyatakan diri sebagai kerajaan bercorak Islam, yaitu Kerajaan Samudera Pasai di Pesisir Timur Laut Aceh abad 13 M, dan diteruskan oleh Kerajaan Aceh Darussalam abad 15 M. Selanjutnya disusul kerajaan Islam di Jawa seperti Demak (abad 15-16 M), Pajang (abad 16 M), Mataram (abad 16 M), Cirebon (abad 16 M), Banten (abad 16 M), Banjar di Kalimantan Selatan, Kutai di Kalimantan Timur, Ternate di Maluku, dan Goa di Sulawesi.
Sumber:
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 309. Lihat juga Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm. 194, 205-224.


Tidak ada komentar: