Jumat, 31 Desember 2010

Kebijakan dan Peran Sentral Pemerintah (Khalifah)

Para khalifah pada masa Daulah Abbasiyah adalah pembuat dan pemegang kebijakan dalam berbagai bidang, sosial, politik, kebudayaan dan ekonomi. Pelaksana kebijakannya adalah seorang perdana menteri (al-wazir), meskipun ada kalanya seorang khalifah pembuat dan pelaksana kebijakan sekaligus. Secara struktural, elite-politik dan pemerintahan Daulah Abbasiyah, khususnya para khalifah, seperti Khalifah Harun al-Rasyid (789 – 809 M.) dan putranya, Khalifah al-Ma’Mun (813 – 833 M.) memiliki interest dan political will yang besar dan signifikan dalam bidang kebudayaan, khususnya keilmuan, baik untuk tujuan pengembangan keilmuan maupun pembangunan politik pencitraan daulahnya. Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh Khalifah Harun al-Rasyid adalah mendirikan Bait al-Hikmah sebagai sebuah pusat kepustakaan dan keilmuan Islam. Ia adalah perpustakaan terbesar di Iraq dan di dunia pada masanya, yang kemudian berhasil dikembangkan oleh Khalifah al-Ma’mun, putra Khalifah Harun al-Rasyid, dengan melakukan terjemahan buku-buku filsafat Yunani sebagai referensi penting Bait al-Hikmah, dan menjadikannya sebagai pusat kajian keilmuan dan sebuah akademi.

Selain para khalifahnya, perdana menteri juga berperan dalam proses pengembangan kepustakaan Daulah Abbasiyah. Keluarga al-Barmaki, Yahya Bin Khalid al-Barmaki, misalnya beliau berhasil mendatangkan dan menerjemahkan naskah Almagest karya Ptolemy. Sangat boleh jadi, dia juga berperan dalam mempengaruhi kebijakan Khalifah Harun al-Rasyid (789 – 809 M.) ke arah arah pengembangan Bait al-Hikmah dan penerjemahan buku-buku Yunani, sebab selain perdana menteri, dia juga adalah guru Harun al-Rasyid, sebelum diangkat menjadi perdana menteri. Sementara secara kultural kedua khalifah tersebut berhasil dalam mengumpulkan dan mengaktifkan para ulama, ilmuwan dan sasterawan terlibat secara langsung dalam forum-forum ilmiah, penerjemahan, penelitian, proses editing dan penulisan karya dalam pengembangan Bait al-Hikma

Untuk menunjukkan perkembanagan pesat dan kemajuan kepustakaan Islam pada kedua masa khalifah ini, maka berikut akan dijelaskan mengenai perpustakaan Bait al-Hikmah pada masa keduanya, dengan fokus pada koleksi buku-buku, pengelolaan dan pendistribuasian dan pengembangannya, untuk kepentingan kepustakaan Islam pada masanya dan masa berikutnya.

Sumber:

M. Dhaifullah Bathanah, Dirasah fi Tarikh al-Khulafa al-Amawiyyin, hlm. 137 dst.

Dimitri Gutas, Greek Thought, Arabic Culture : The Graeco Arabic Translation Movement in Baghdad and Early Arabic Society, (London&New York : Routlege, 1998), hlm. 83.

Ibn Nadim, al-Fihrith, hlm. 242.

Tidak ada komentar: